Pangliama To Dilaling Sulawesi barat


Pangliama To Dilaling
Alkisah di sebuah bukit yang bernama Napo di daerah tammajarra, kecamatan balinapa, kabupaten polewali mandar, sulawesi barat, berdiri sebuah kerajaan yang bernama kerajaan balanipa yang dipimpin oleh raja balanipa. Sudah tiga puluh tahun sang raja berkuasa namun tidak mau turun dari tahtanya. Ia ingin berkuasa sepanjang masa. Untuk itu ia senantiasa manjaga kesehatan badannya dengan cara berolahraga secara teratur, berburu, minum jamu dan obat ramuan tabib terkenal agar tetap awet muda dan panjang umur.
Raja balanipa memiliki empat orang anak, dua orang putra dan dua putri. Akan tetapi, kedua putranya sudah dibunuhnya, karena ia tidak mau mewariskan tahtanya kepada mereka. Semantara sang permaisuri selalu merasa cemas jika sedang mengandung. Jangan jangan anak yang dikandungnya itu seorang bayi laki laki. Ia sudah tidak kuat lagi melihat anaknya dibunuh oleh suaminya sendiri. Ia pun selalu berdoa kepada Tuhan, agar anak yang dikandungnya kelak adalah bayi perempuan  Pada suatu waktu sang permaisuri sedang hamil besar. Ketika itu raja balanipa hendak pergi berburu di daerah mosso. Sebelum berangkat sang raja berpesan kepada panglima perangnya yang bernama puang mosso
"puang mosso! tolong jaga permaisuriku yang sedang hamil besar itu ! jika aku belum kembali dan ia melahirkan anak laki lai maka bunuhlah anak itu!"titah raja balanipa
"baik bagainda! segala perintah beginda pasti hamba laksanakan," jawab puang Mosso sambil memberi hormat
Setelah itu, berangkatlah raja balanipa ke Mosso. Keesokan harinya sang permaisuri pun melahirkan seorang bayi laki laki yang tampan. Namun anehnya, lidah bayi itu berwarna hitam dan berbulu. Mengetahui permaisuri melahirkan, anjing pegawai raja segera menjilati kain bekas persalinan,sehingga meninggalkan darah di monconggnya. Kemudian anjing itu segera mencari Sang raja yang sedang berburu di daerah mosso. Setelah menemukan tuannya, anjing itu terus menggonggong untuk memperlihatkan darah di monconggnya. Sang raja yang mengerti jika permaisuri telah melahirkan segera kembali ke istana
sementara itu puang mosso sedang dilanda kebingungan setelah mengetahui sang permaisuru melahirkan bayi laki laki. Ia merasa kasihan dan tidak tega membunuh bayi itu. Sesaat ia berpikir keras untuk mencari cara agar sang raja tidak murka dan bayi laki laki itu tetap hidup "mmm, aku tahu caranya aku akan menyembelih seekor kambing  dan aku kuburkan, lalu membuatkan nisan di atas kuburannya , sehingga raja akan mengira bahwa isi kuburan itu adalah putranya," pikir puang mosso lalu seger melaksanakan  niatnya itu
Oleh karena khawatir rahasianya diketahui sang raja , puang  mosso menitipkan bayi itu kepada keluarganya yang tinggal di sebuah kampung yang berada jauh dari istana. keesokan harinya, raja balanipa kembali dari berburu dan langsung menemui puang mossso
"bagaimana keadaan permaisuri? apakah ia sudah melahirkan?" tanya sang raja
"ampun baginda! sehari setelah baginda berangkat, permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki. sesuai dengan pesan baginda, hamba sudah menyembelih dan menguburkan bayi itu," jelas puang mosso.
"di mana kamu kuburkan?" tanya sang raja
"ampun baginda! hamba menguburnya di samping kuburan putra baginda yang lainnya." jawab puang mosso
Raja balanipa belum yakin jika belum melihat langsung kuburan itu. Ia pun segera ke tempat perkuburan keluarga istana, dan tampaklah sebuah kuburan kecil yang masih baru. Sang raja pun percaya bahwa bayi laki lakinya sudah mati. Ia pun kembali menjalankan tugasnya sebagai raja dengan perasaan tenang, karena pewaris tahtanya sudah tidak ada lagi. Waktu terus berjalan. Putra raja yang tinggal di sebuah kampung sedah besar. Dia sudah lancar berbicara dan mengenal orang orang di sekelilingnya. Ia juga sangat akrab dengan puang mosso, karena hampir setiap minggu puang mosso membesuknya secara diam diam.Oleh karena kahwatir rahasiannya diketahui oleh sang raja, puang mosso menitipkan anak itu kepada seorang pedagang yang akan berlayar menuju pulau salemmo yang berada jauh dari bukit napo
Di pulau salemo, ketika ia sedang memanjat pohon kelapa, tiba tiba seekor burung rajawali raksasa menyambarnya, lalu membawanya ke tempat yang jauh. Ketika sampai di daerah gowa anak itu terlepas dari cengkraman rajawali raksasa sehingga terjatuh di sawah dan ditemukan oleh seorang petani. Si petani pun segera malporkan hal itu kepada raja gowa tumaparissi kolona.
"ampun baginda ! hamba menemukan seorang anak laki laki berbaju merah di tengah sawah yang terlepas dari cengkraman seekor burung rajawali raksasa."
"di mana anak itu sekarang?" tanya raja gowa
"ada di rumah hamba, baginda!" jawab petani itu
"pak tani! bawa anak itu kemari, aku ingin melihatnya!" titah raja gowa
Mendengar perintah sang raja petani itu segera menjemput anak itu di rumahnya. Beberpa lama kemudian, petani itu sudah kembali ke istana dengan anak itu. ketika sang raja melihat dan mengamati anak itu, ia langsung tertarik melihat tubuh anak itu.
"waah kekar sekali tubuh anak ini jika anak ini aku rawat dan didik dengan baik, kelak ia akan menjadi pemuda yang gagah perkasa," pikir raja goqa
"hei anak kecil! kamu siapa dan dari mana asalmu?" tanya raja gowa
Putra raja balanipa itu menceritakan asal usulnya hingga ia dapat sampai di tempat itu. Sang raja menjadi terharu mendengar cerita anak itu. Akhirnya raja gowa merawat dan mendidiknya hingga menjadi pemuda gagaj perkasa dan sakti. Kemudian ia mengankatnya menjadi panglima perang (tobarani) kerajaan gowa. Sejak putra raja balanipa itu menjadi panglima perang kerajaan gowa selalu menang dalam peperangan. Panglima perang kerajaan gowa itu pun terkenal hingga ke berbeagai negri. Raja gowa kemudian memberinya gelar I manyambungi. Sementara itu di kerajaan balanipa, kondisi keamanan sedang kacau balau. Rupanya raja balanipa yang merupakan ayah kandung panglima I manyambungi telah wafat dan digantikan oleh raja lego yang terkenal sakti. Raja tersebut sangat kejam dan bengis. Ia suka menganiaya rakyat, baik yang berada di wilayah kekuasaanya maupun yang berada di negri sekitarnya, yaitu negri sansundu, mosso dan tondang tondang. Hal itu membuat raja raja negri bawahannya menjadi resah dan takut. Sehinnga mereka memutuskan untuk meminta bantuan kepada I manyumbungi yang telah tersebar kehebatannya ke penjuru negri. Maka di utuslah seorang dari mereka untuk pergi menemui I manyambungi.
"Lapor tuanku I manyumbungi. kedatangan kami kemari adalah ingin meminta bantuan tuan untuk melawan raja Lego," lapor seorang utusan.
"siapa raja lego itu?" tanya i manyammbungi
"dia adalah penguasa kerajaan balanipa. ia sangat kejaam, suka menganiaya rakyat kamiyang tidak berdosa," jelas salah seoran utusan.
I manyambungi sangat terkejut saat mendengar jawaban itu. Ia jadi teringat dengan ayah dan keluarganya yang pernah diceritakan oleh puang mosso kepadanya semasa ia masih kecil
"bagaiman dengan raja balanipa dan keliarga istana lainnya?" tanya I Manyambungi penasaran.
"raja balanipa dan permaisurinya telah wafat. sementara beberapa keluarga istana lainnya sedang mengungsi ke daerah mosso." jelas utusan itu
"bagaimana dengan panglima puang mosso?' tanya salah seorang utusan heran.
Panglima I manyambungi pun menceritakan perihal asal usulnya. Para utusan dan mandar itu pun terkejut dan segera memberi hormat.
"ampun, Tuab sungguh kami tidak mengetahui jika tuan adalah putra raja Balanipa." kata utusan serentak.
"baiklah aku akan memenuhi permintaan kalian, tapi dengan syarat puang mosso yang harus datang sendiri menjemputku" pesan Panglima I manyambungi
"baik tuan kami akan menyampaikan berita ini kepada puang mosso" jawab para utusan seraya berpamitan kembali ke mandar
Sesampai di mandar, mereka segera menemui puang mosso. Mendengar laporan para utusan itu, puang mosso menjadi cemas. Oleh karena penasaran, puang mosso berlayar sendiri ke gowa dengan hati berdebar-debar. Dalam perjalanan, ia selalu bertanya tanya dalam hati. "siapa sebenarnya I manyambungi itu. kenppa aku harus menjemputnya? jangan jangan dia adalah putra raja balanipa yang pernah aku titipkan kepada seorang pedagan?" sesampaainya di gowa, puang mosso segera menghadao panglima i manyambungi. Saat berada di hadapan  panglima yang sakti itu, hati puang mosso semakin berdebar kencang. Lain halnya dengan I Manyambungi yang selalu tersenyum sambil menatap puang mosso dengan mata berkaca kaca. Puang mosso bukanlah sosok yang asing di mataI manyambungi
"benarkah anda puang mosso?" tanya i manyambungi
"benar tuan" jawab puang mosso
"maafkan hamba tuab! maukah tuan menjukurkan lidah sebentar?" paung mosso balik bertanya kepada I manyambungi dengan perasaan ragu ragu. Ketika melihat lidah I manyambungi berwarna hitam dan berbulu, maka semakin yakkinlah puang mosso jika panglima itu adalah raja balanipa. Tanpa berpiki panjang, puang mosso segera memluknya dengan erat sambil berkata
"benar, engkaulah putra raja Balanipa."
I Manyambungi pun membalas pelukan puang mosso sambil meneteskan air mata laku berkata:
"iya, puang mosso! terima kasih telah mnyelamatkan nyawaku dan merawatku semasa aku masih kecil."
"sudahlah, tuan ! kita harus segera ke daerah mandar untuk menyelamatkan warga yang tidak berdosa dan merebut kembali kerajaan Napo dari tangan Raja Lego yang bengis dan kejam itu." Ujar puang moss
"baik puang mosso kita berangkat saat tengah malam agar tidak ketahuan oelh raja Gowa, jika mengetahui hal ini, beliau pasti akan melarangku pergi," kata i manyambungi
Pada saat tengah malam, puang mosso dan panglima I manyambungi beserta beberapa pengikutnya meniggalkan istana kerajaan Gowa. Setelah beberapa hari berlayat, kapal mereka pun merapat kemudian di pelabuhan tangnga-tangnga. semua peralatan perang mereka turunkan dari kapal dan kemusian membawanya ke bukit Napo. sejak itu, Panglima I Manyambungi di kenal dengan nama panglima To Dailing Sementara itu, raja Lego semakin kejam terhadap rakyat yang lemah. Segala keinginannya harus segera dipenuhi. Jika ia menginginkan harta atau pun gadis untuk dikawini, tidak seorang pun yang dapat menghalanginya. Akibatnya seluruh warga menjadi resah dan semakin benci kepadanya. Maka, pada saat panglima to dailing mengajak para warga untuk memerangi raja lego, mereka menyambutnya dengan senang hati dan penuh semangat Pada waktu yang telah ditentukan, panglima to dailing  beserta seluruh warga menyerbu istana Raja lego. Pertempuran sengit pun tidak dapar dihindari lagi. Pada mulanya pasukan raja lego dapat mengadakan perlawanan. Namun kareba jumlah mereka lebih sedikit dari pada pasukan panglima to dilaling akhirnya mereka pun menyerah. Sementara itu raja lego yang diahadapi langsung oleh panglima to dilali masih mampu merlakukan perlawanan. Keduanya saling mengadu kesaktian. Tidak berapa kama kemudian, raja lego akhirnya kalah juga dan mati di ujung badik panglima to ilaling, seluruh warga menyambut kemenangan itu dengan gembira. akhirnya panglima to dilaling dinobatkan menjadi raja di bukit Napo. Selama itu  negri napo dan sekitarnya menjadi aman makmur dan sentosa










Tema: kehidupan kerajaan
Amanat:
- jangan terlena oleh kekeuasaan sampai harus menyingkirkan orang lain
- kebaikan seseorang pasti akan terbelas dengan kebaikan pula
Hal-hal yang menarik:
-          Raja balanipa terlalu takut kehilangan tahta sampai harus membunuh semua anak laki lakinya
-          Bayi laki laki raja balanipa memiliki lidah yang hitam dan berbulu
-          Bayi laki laki raja balanipa yang tadinya di sembunyikan malah menjadi panglima besar di negri orang lain

0 komentar:

Posting Komentar