gara-gara omongan

Temen-temen, q mau cerita ni...
Ni pengalaman yang gak akan q lupain, moga jadi pelajaran buat kalian ya....
Jadi kejadian ni tepatnya tahun 2009, waktu aq lagi ikut lomba Survival se-Kabupaten Jepara. Saat itu kami menempuh perjalanan sejauh 15 km, tanpa dibekali makanan yang cukup. Sangga kami terdiri dari 10 orang putra dan 10 orang putri. Kebetulan, saat itu aq jadi pimpinan sangga. Saat itu hari udah gelap, seluruh peserta survival mendirikan tenda di sebuah lapangan tepatnya di sebuah desa, sebut saja Desa X. Kata orang, lapangan tersebut terkenal angker. Dengan sisa2 tenaga dan perut yang keroncongan kami mendirikan tenda. Aq saat itu sedang memasang pasak pada tenda, tetapi pasak itu tidak bisa menancap ke tanah, karena tanahnya sangat keras. Berulang kali kami coba tetapi tetap saja susah. Karena kesal aq nyeletuk... "Aduh... tanah kok kerasnya kayak begini.....!". Tak berapa lama, tendapun berdiri. Kami semua masuk ke tenda untuk istirahat. Setelah semua masuk, tiba2 teman2q pada ambruk, semuanya sakit, padahal awalnya mereka sehat2 saja. Aq sebagai pimpinan sangat bingung. Dari 10 sangga putri yang tidak sakit cuma 2 dan aq salah satunya. Tak berapa lama, salah satu timq, tepatnya adik kelasq yang sedang sakit itu menggeram-geram, matanya terpejam rapat, dan kakinya menendang-nendang apa saja yang ada disitu, kami semua ketakutan. Temen2 q yang cowok memegangi adik kelasku itu, tapi tenaganya sangat kuat, dua orang temen cowokq tak kuat menahannya. 


Tiba-tiba adik kelasq yang pintar hal2 mistik, sebut saja namanya Arif berkata "Rasanya ada yang gak beres kak.. si Ana kesurupan!". Arif berusaha mengajak komunikasi makhluk yang merasuki Ana. "Apa ada salah satu diantara kalian yang berbuat sesuatu yang bikin penghuni sini gak berkenan..?", kata Arif kembali. Mendengar itu, aq teringat kata2q tadi. "Aduh.. tanah kok kerasnya kayak gini..!". Aq merasa bersalah, secara refleks aku berkata. "Ya udah, aku yang salah... Aq minta maaf..". Mendengar perkataan itu Ana yang sedari tadi memejamkan mata langsung membuka matanya, dan geramannya agak menghalus. "Ya udah sekarang maumu apa, kami meninggalkan sini...?", kata arif lagi. Ana mengangguk. "Tapi kamu harus janji keluar dari badan temenq ya....?". Ana kembali mengangguk. "Ayo kak... sekarang kita pindah dari sini!". Seketika itu Ana berhenti menggeram, lalu kemudian pingsan.

Setelah kami memindah tenda kami, ajaib, semua temenq yang tadinya sakit sembuh seketika, seperti tidak pernah terjadi apa2. Dari pengalaman itu, aq mengambil hikmah, jangan pernah ngomong sembarangan di tempat yang masih asing buat kita. Karena kita gak pernah tahu kalo sebenarnya ada yang tidak berkenan dengan perbuatan kita tersebut. Jagalah kesopanan dimanapun kita berada. Meski itu di hutan sekalipun.
Ma kasih ya...dah mau baca

nii kisah untuk orang yang gak bisa jaga omongan nya

0 komentar:

Posting Komentar